Pembalut yang umum dijual di pasaran mempunyai bahan dasar serat kapas dan serat selulosa (rayon). Selain itu, ada juga bahan lain, seperti pewangi untuk menyamarkan bau, pestisida, pewarna, hingga gas klorin yang berperan dalam proses pemutihan.
Namun, zat-zat tambahan tersebut diyakini dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya. Salah satu bahan pada pembalut yang disebut-sebut berdampak buruk bagi kesehatan adalah klorin.
Lantas, apa yang menyebabkan zat kimia klorin pada pembalut yang sering kita pakai ini menjadi berbahaya? Yuk, simak penjelasan lebih lanjut berikut tentang klorin pada pembalut.
Baca Juga: Fakta Unik Pembalut Charm dengan Bahan Herbal Alami
Apa itu klorin?
Klorin (Cl2) adalah zat kimia yang digunakan dalam pembuatan banyak produk. Klorin dalam produk komersial pada umumnya berbentuk gas, tapi juga bisa berwujud padat ataupun cair tergantung penggunaannya.
Salah satu ciri khas klorin yakni baunya yang nggak sedap dan sangat menyengat. Zat ini aslinya berwarna kuning kehijauan dan punya pH yang sangat rendah. Karena pH yang rendah ini, klorin termasuk zat kimia yang bersifat asam.
Klorin umumnya digunakan sebagai desinfektan kolam renang, pembasmi kuman, zat pemutih, bahan lensa kontak, panel surya, dan magnet super. Di antara fungsi tersebut, fungsi klorin sebagai pemutih dimanfaatkan dalam produk kewanitaan, yaitu pembalut. Lho, gimana caranya?
Pembalut yang banyak digunakan saat haid aslinya nggak berwarna putih. Serat kapas dan serat selulosa yang menjadi bahan dasar pembalut punya warna kecokelatan yang khas, jauh dari produk pembalut yang warnanya putih bersih.
Pabrik pembalut biasanya melakukan proses pemutihan untuk serat kapas dan selulosa menggunakan dua zat kimia, yaitu gas klorin dan hidrogen peroksida. Ada dua macam proses pemutihan, yang pertama dengan klorin dan yang kedua biasanya tanpa klorin.
Sayangnya, gas klorin yang digunakan dalam pemutihan pembalut bisa menghasilkan zat sampingan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk mencegah masalah kesehatan tersebut, metode pemutihan pembalut tanpa klorin kini makin digalakkan.
Baca Juga: Yuk, Kenali Bahan Herbal Penghilang Bau Menstruasi!
Bahaya klorin bagi kesehatan
Kandungan klorin dalam pembalut bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Berikut beberapa contohnya.
1. Gatal-gatal pada organ intim
Klorin dalam pembalut punya sifat korosif alias mengikis jaringan. Kalau kamu memakai pembalut dalam waktu lama, kamu bisa mengalami gatal-gatal pada area miss v yang berkontak langsung dengan klorin tersebut.
2. Memicu gejala mirip alergi
Beberapa orang memang lebih sensitif terhadap zat kimia tertentu. Kalau kulit mereka bersentuhan dengan zat kimia kayak klorin, mereka bisa mengalami gejala mirip alergi seperti peradangan, ruam, kemerahan, dan gatal-gatal.
3. Iritasi kulit
Kalau kamu memiliki kulit yang sensitif, kandungan gas klorin pada pembalut bisa menyebabkan iritasi. Iritasi kulit biasanya ditandai dengan sensasi terbakar dan gatal di area sekitar organ intim.
Duh, seram juga ya, efek klorin pada pembalut buat kesehatan. Tapi, kamu nggak perlu khawatir, soalnya Charm sangat menghindari penggunaan gas klorin dalam proses pemutihan bahan dasar pembalutnya.
Proses pemutihan pulp penyerap pembalut Charm menggunakan metode yang disebut Elemental Chlorine Free (ECF). Metode pemutihan ini adalah hasil penelitian dari US Environmental Protection Agency (EPA) yang dikembangkan selama bertahun-tahun.
Pulp yang digunakan oleh Unicharm melalui proses pemutihan dengan oksigen (O2), klorin dioksida (ClO2), dan hidrogen peroksida (H2O2). Jadi, nggak ada gas klorin (Cl2) yang bisa menghasilkan zat sampingan berbahaya bagi kesehatan.
Ditambah lagi, pulp penyerap pembalut Charm berada di lapisan bawah dan nggak bersentuhan dengan kulit langsung, Jadi, kamu akan terhindar dari alergi maupun iritasi.