Pernahkah kamu merasakan nyeri berkepanjangan di perut bagian bawah? Kemudian, nyeri tersebut terasa semakin parah menjelang siklus haidmu. Pada beberapa orang, bisa jadi itu merupakan gejala dari kista endometriosis, Charm Girls!
Kista endometriosis atau yang biasa disebut sebagai “kista cokelat” adalah kondisi saat jaringan endometrium tumbuh di dalam ovarium. Kista ini bisa menyebabkan beberapa gejala, seperti nyeri pinggul, muntah, bahkan sakit pada vagina saat buang air kecil.
Meskipun awalnya kista endometriosis berukuran kecil (kurang dari 5 cm), benjolan ini bisa tumbuh besar hingga mencapai 20 cm. Nah, untuk mencegah pembesaran kista yang belum terdeteksi, kamu perlu mengetahui beberapa gejala dan pengobatan untuk penyakit ini.
Apa itu kista endometriosis?
Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim. Terkadang, jaringan ini bisa tumbuh di tempat lain, seperti di tuba falopi, kandung kemih, bahkan selaput panggul dan perut. Jika kondisi itu terjadi, dokter menyebutnya sebagai endometriosis.
Jika kamu mengalami endometriosis, jaringan yang tumbuh di luar rahim akan meluruh seiring dengan berjalannya siklus menstruasi. Namun, jaringan yang meluruh tersebut nggak keluar dari vagina, melainkan mengendap di area sekitar organ reproduksi.
Endapan tersebutlah yang menyebabkan berbagai gangguan baru, salah satunya kista. Kista endometriosis sendiri berarti jenis kista yang terbentuk saat jaringan endometrium tumbuh di dalam ovarium (indung telur).
Kista endometriosis sering kali disebut sebagai “kista cokelat” karena cairan atau darah menstruasi pengidapnya mirip seperti sirup cokelat. Pada beberapa orang, adanya kista bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, seperti:
- nyeri panggul kronis,
- susah hamil,
- terhalangnya kesuburan, dan
- indung telur (ovarium) nggak bekerja secara normal.
Tanda-tanda kista endometriosis
Sekitar 10% perempuan yang bisa menstruasi berpotensi mengalami endometriosis, dan diperkirakan 17–44% penderita endometriosis mempunyai kista. Dalam beberapa kasus, orang yang memiliki “kista cokelat” ini nggak merasakan gejala apa pun.
Seiring bertumbuhnya kista, beberapa pengidap kista endometriosis akan merasakan nyeri berkepanjangan pada perutnya. Rasa nyeri tersebut bisa bertambah parah saat siklus menstruasi dimulai.
Nggak hanya nyeri di area perut, ada juga beberapa gejala kista endometriosis lainnya yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami gejala-gejala di bawah ini, sebaiknya segera kunjungi dokter agar kamu bisa mendapatkan pemeriksaan panggul atau USG.
- Nyeri menstruasi berkepanjangan.
- Volume darah berlebihan saat menstruasi.
- Nyeri saat buang air besar.
- Nyeri pada vagina saat buang air kecil.
- Lebih sering buang air kecil.
- Muncul darah pada feses atau urine.
- Sakit punggung.
- Muntah-muntah.
- Perut terasa kembung.
- Diare.
- Cepat merasa lelah.
Cara mengobatinya dan kapan harus ke dokter
Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala-gejala di atas. Saat berkunjung, ceritakan semua gejala yang kamu alami kepada dokter. Ini bisa membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit dan menyarankan pengobatan yang tepat.
Sebenarnya, nggak ada obat untuk penyakit kista endometriosis. Meski begitu, dokter bisa menyarankan beberapa jenis perawatan, tergantung ukuran kista itu sendiri. Nah, berikut ini beberapa perawatan yang umumnya dilakukan.
1. Pemantauan
Jika kista di dalam ovarium masih tergolong kecil dan nggak menimbulkan gejala parah, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan pemantauan selama 6–8 minggu. Jadi, kamu mungkin nggak akan menjalani pengobatan dulu.
Dokter akan melakukan tes ultrasound selama pemantauannya guna melihat apakah kista tersebut semakin berkembang atau hilang dengan sendirinya. Kalau kista tampak membesar, dokter bisa mempertimbangkan langkah pengobatan selanjutnya.
2. Obat-obatan
Setelah berkonsultasi dengan dokter, biasanya kamu akan diberikan obat-obatan untuk membantu mengecilkan kista. Jangan kaget, obat-obatan yang dokter sebut sebagai agonis GnRH itu bisa bikin kamu berhenti menstruasi untuk sementara.
Ini terjadi karena obat agonis GnRH akan membuat ovarium berhenti memproduksi estrogen. Obat dokter berikan juga bisa menyebabkan beberapa efek samping lainnya, seperti berkurangnya kepadatan tulang dan gairah seks.
3. Pembedahan
Pilihan terakhir untuk mengatasi kista endometriosis yaitu dengan pembedahan. Dokter mungkin akan menyarankan metode ini apabila kamu mengalami rasa sakit yang hebat, obat-obatan nggak menimbulkan efek apa pun, dan ukuran kista lebih dari 3,8 cm.
Pembedahan dilakukan agar kista dalam ovarium nggak berkembang atau pecah, yang tentunya akan membahayakan tubuhmu. Sebelum melakukan operasi, dokter akan melakukan konsultasi denganmu untuk menjelaskan manfaat dan risikonya.
Nah, itu dia penjelasan seputar kista endometriosis, Charm Girls. Sekarang, tentu kamu bisa lebih awas terhadap gejala-gejala yang nggak normal pada tubuh. Apabila kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, sebaiknya konsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, ya!