Yuk kenali penyebab kista bartholin
Kembali

Edukasi

Yuk kenali penyebab kista bartholin

Yuk kenali penyebab kista bartholin


Pada vagina terdapat kelenjar yang bernama bartholin dan terletak pada bagian labia. Jika kelenjar bartholin membengkak karena tersumbat dengan cairan, hal tersebut merupakan kondisi seseorang memiliki kista bartholin. Benjolan kista bartholin dapat mengeluarkan nanah ketika infeksinya meradang, kondisi ini disebut sebagai abses bartholin.

Penyebab kista bartholin memiliki beberapa faktor salah satunya adalah bakteri escherichia coli atau bakteri penyakit menular seksual. Berdasarkan data epidemiologi tertera bahwa 2 sampai 3% perempuan selama hidupnya pernah mengalami kista bartholin. Namun, kondisi abses bartholin tercatat lebih tinggi angka kasusnya. Rata-rata perempuan yang memiliki kista bartholin adalah perempuan di usia produktif. Mayoritas berusia 20 sampai 30 tahun.  

Kista bartholin terjadi ketika muncul benjolan pada bibir vagina (labia) yang disebabkan oleh penyumbatan cairan di dalam kelenjar bartholin. Umumnya kelenjar bartholin berbentuk kecil dan tidak kasat mata. Ukurannya sekitar 0,5 cm. Fungsi dari kelenjar bartholin adalah sebagai kelenjar yang mengeluarkan cairan lubrikasi. Infeksi dan iritasi berkepanjangan pada kelenjar ini dapat memicu munculnya kista dan abses bartholin.

Penyebab Kista Bartholin

Kista bartholin tidak muncul secara tiba-tiba saja melainkan memiliki faktor penyebabnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, munculnya kista bartholin dikaitkan dengan infeksi bakteri escherichia coli. TIdak jarang juga kista bartholin memiliki hubungan dengan infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia. 

Namun, terdapat alasan-alasan lain juga yang meningkatkan risiko seseorang untuk memiliki kista bartholin. Beberapa faktor penyebab nya adalah jika seseorang perempuan pernah mengalami luka dan cedera. Serta pernah menjalani operasi. Iritasi yang berulang juga dapat menambah kemungkinan terjadinya kista bartholin.

Gejala Kista Bartholin

Nyatanya kista bartholin jarang menimbulkan gejala. Namun, ada beberapa gejala kista bartholin yang bisa seseorang rasakan ketika mengalaminya. Berikut adalah gejala-gejalanya:

  • Benjolan kecil yang tidak terasa sakit

Benjolan kecil yang muncul biasanya berukuran sekitar 2 sampai 4 cm. Benjolan ini muncul biasanya di salah satu sisi bibir vagina saja. Namun, umumnya benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri.

  • Bengkak kemerahan sekitar bibir vagina

Gejala umum lainnya yang dapat di-notice dari kista bartholin adalah bengkak kemerahan di sekitar sisi bibir vagina. Gejala ini umumnya disertai dengan benjolan seperti yang telah dijelaskan di atas.

  • Ketidaknyamanan ketika beraktivitas

Perasaan tidak nyaman ketika beraktivitas sehari-hari wajar dirasakan jika kamu memiliki kista bartholin. Biasanya perasaan tidak nyaman ini muncul ketika kamu duduk atau sedang berjalan kaki.

Gejala-gejala kista bartholin yang telah dijelaskan di atas adalah gejala-gejala pada umumnya. Namun, di kondisi yang serius adapun gejala-gejala lain seperti: benjolan yang muncul terasa nyeri dan bertekstur lunak. Lalu, keluarnya nanah dari benjolan tersebut. Gejala-gejala ini juga disertai dengan demam. Kondisi dengan gejala-gejala ini berarti bahwa kista bartholin telah berkembang menjadi abses bartholin.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami gejala-gejala baik yang umum atau sudah muncul kondisi abses. Langkah penting yang bisa dilakukan adalah dengan konsultasi ke dokter. Hal ini juga membantu kamu untuk mendapatkan asesmen medis untuk diagnosa kista bartholin serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Biasanya prosedur yang akan dilalui adalah dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan swab vagina dengan mengambil cairan vagina untuk mendeteksi apakah terdapat infeksi vagina atau infeksi menular seksual. Biopsi juga terkadang perlu dilakukan untuk melihat adanya sel kanker pada kelenjar bartholin.

Cara Penanganan Kista Bartholin

Cara penanganan untuk kista bartholin yang bisa dilakukan untuk membantu masa pemulihan adalah hal-hal berikut:

  • Berendam di air hangat 

Treatment yang umumnya disarankan dokter dan yang bisa dilakukan di rumah adalah berendam dengan air hangat. Kamu bisa berendam di dalam air hangat setinggi panggul selama 3 sampai 4 hari. Cara ini dilakukan untuk memberikan efek relaksasi dan juga untuk meredakan rasa nyeri yang disebabkan benjolan kista bartholin.

  • Obat-obatan medis

Dokter akan merujuk obat-obatan pada pasien kista bartholin. Obat-obatan yang perlu dikonsumsi umumnya adalah pereda nyeri seperti paracetamol untuk meredakan rasa sakit. Selain itu, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi antibiotik agar meredakan infeksi yang dapat memicu abses bartholin.

  • Operasi

Jika kista yang dimiliki telah berukuran besar dan sudah terinfeksi. Operasi akan dilakukan untuk mengeluarkan cairan di dalam kista bartholin. Operasi yang dilakukan adalah sayatan kecil (insisi) pada benjolan agar nanah dapat dikeluarkan (drainase)

  • Marsupialisasi

Marsupialisasi kista adalah prosedur di mana dokter bedah melakukan sayatan kecil untuk mengeluarkan cairan nanah. Lalu, tepi dinding kista akan dijahit untuk membentuk kantong kecil yang dapat dimasukan kateter untuk drainase. Prosedur ini digunakan untuk kasus kista bartholin berulang.

  • Pengangkatan kelenjar bartholin

Langkah ini akan diambil jika prosedur lain tidak berhasil dilakukan. Prosedurnya adalah dengan mengangkat seluruh kelenjar bartholin milik pasien.

Penting bagi seseorang pasca tindakan operasi untuk tetap menjaga kebersihan area sekitar kelenjar bartholin dan organ intim pada umumnya. Dianjurkan juga untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak beraktivitas berat dahulu.

Jika kamu merasakan gejala-gejala di atas dan terganggu kehidupan sehari-harinya. Kamu ngga perlu malu atau enggan untuk konsultasi ke dokter ya. Kesehatan organ reproduksi mu penting untuk dijaga dan ditangani jika mengalami infeksi dan gangguan. Stay healthy, charm girls!

gejala kista bartholin
Komentar (0)
A

floating-icon