Nyeri ovulasi, juga dikenal sebagai mittelschmerz adalah nyeri panggul yang dialami perempuan selama masa ovulasi. Ovulasi sendiri merupakan tahap siklus haid ketika ovarium melepaskan sel telurnya. Biasanya, ovulasi terjadi 14 hari sebelum siklus haid.
Nyeri ovulasi sering kali terasa pada area panggul, salah satu sisi perut, atau perut bagian bawah. Meski mengganggu, kamu nggak perlu khawatir. Soalnya, mittelschmerz biasanya akan hilang sendiri dan nggak memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
Mari simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang mittelschmerz, penyebab, dan cara mengatasinya!
Apa penyebab mittelschmerz?
Ovarium adalah tempat berkembangnya sel telur. Sel telur yang belum matang dengan sempurna tertutupi oleh cairan yang disebut folikel. Folikel nantinya akan pecah supaya sel telur bisa terlepas menuju tuba falopi.
Terkadang, darah atau cairan lain dari folikel yang pecah bisa masuk ke dalam rongga perut dan panggul sehingga menyebabkan iritasi pada lapisan perut (peritoneum). Ini biasanya menjadi penyebab utama dari mittelschmerz.
Namun, dalam beberapa kasus, rasa sakit juga bisa muncul ketika sel telur membesar sebelum ovulasi dimulai. Sebagian wanita memang nggak mengalami rasa sakit selama ovulasi, tapi yang lainnya bisa mengalami mittelschmerz pada pertengahan siklus haid setiap bulan.
Selain itu, ada pula beberapa masalah kesehatan lainnya yang mungkin menyebabkan rasa nyeri selama ovulasi. Berikut ini beberapa contohnya.
1. Endometriosis
Endometriosis, yaitu kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim, bisa menjadi salah satu penyebab nyeri ovulasi. Ini karena endometriosis menyebabkan peradangan pada ovarium dan tuba falopi yang memicu mittelschmerz.
2. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit berbahaya dan biasanya sulit diobati. Contoh PMS yaitu klamidia, gonore, dan trikomoniasis yang ditularkan melalui hubungan seks. PMS bisa menyebabkan peradangan pada organ reproduksi, termasuk saat ovulasi.
3. Kista ovarium
Pada pengidap kista ovarium, folikel ovarium tumbuh tanpa terkontrol. Kondisi ini pun mengakibatkan sakit pada bagian perut saat ovulasi. Selain nyeri, pengidapnya juga kerap mengalami perut kembung, sering buang air kecil, dan nyeri saat buang air kecil.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar kandungan. Ciri utamanya yaitu nyeri pada beberapa area perut, termasuk saat ovulasi. Kehamilan ektopik harus segera ditangani secara medis karena bisa membahayakan nyawa ibu hamil.
5. Adhesi
Adhesi merupakan kondisi ketika jaringan dan otot pencernaan saling melekat sehingga mengganggu fungsinya. Adhesi biasanya terjadi pada orang yang pernah menjalani suatu pembedahan. Salah satu gejalanya yaitu rasa sakit menjelang siklus haid atau ketika ovulasi.
6. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri juga bisa menjadi penyebab mittelschmerz. Beragam bakteri bisa masuk ke rongga panggul melalui alat-alat medis dan bedah, misalnya setelah pembedahan atau proses melahirkan.
Bakteri yang masuk ke rongga panggul dan perut lalu menyebabkan peradangan dan infeksi pada area tersebut. Maka dari itu, muncul rasa nyeri saat ovulasi.
Bagaimana cara mengatasi mittelschmerz?
Nyeri akibat mittelschmerz bisa berbeda-beda pada tiap orang. Rasa sakit tersebut bisa berkisar dari yang ringan hingga parah, dan bisa berlangsung beberapa menit saja hingga berjam-jam. Dalam beberapa kasus, ada juga yang sampai mual, terutama jika rasa sakitnya sangat parah.
Mittelschmerz sering muncul pada satu sisi perut atau panggul. Sumber rasa sakitnya tergantung ovarium sebelah mana yang melepaskan sel telur selama siklus haid. Pada kondisi tertentu, perdarahan ringan dan keputihan juga bisa terjadi.
Kebanyakan wanita nggak perlu pengobatan khusus untuk mengatasi mittelschmerz. Pasalnya, rasa sakit tersebut biasanya reda dalam sehari. Kamu pun bisa mengurangi nyerinya dengan kompres hangat atau mandi air hangat.
Namun, kalau nyerinya sangat mengganggu sampai bikin kamu nggak bisa beraktivitas, ada baiknya kamu berkonsultasi ke dokter. Untuk mengatasi nyeri ovulasi ringan, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan pereda nyeri yang umum.
Terkadang, mittelschmerz mungkin perlu diatasi dengan bantuan hormon. Pada kasus seperti ini, dokter bisa menyarankan terapi lain menggunakan pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Kombinasi keduanya akan mencegah ovulasi untuk sementara waktu.
Apakah perlu ke dokter kalau nyeri saat ovulasi?
Ovulasi biasanya terjadi dua minggu sebelum siklus berikutnya, jadi kemunculan nyeri ovulasi ini mudah dikenali oleh sebagian wanita. Mittelschmerz memang menyakitkan, tetapi sebenarnya nggak berbahaya, Charm Girls.
Nyeri ovulasi ini hanyalah salah satu bagian dari siklus haid yang normal. Adanya mittelschmerz juga bisa mengingatkan wanita kalau siklus menstruasi mereka akan dimulai sebentar lagi.
Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada banyak gangguan kesehatan lain yang menjadi penyebab mittelschmerz. Kondisi tersebut biasanya jauh lebih berbahaya dan memerlukan perawatan khusus.
Nah, untuk itu, penting banget untuk Charm Girls melakukan konsultasi bersama dokter terkait nyeri saat ovulasi. Hal ini berguna untuk menentukan apakah rasa sakit tersebut disebabkan oleh ovulasi normal atau kondisi serius lainnya.
Dokter mungkin meminta kamu untuk mencatat siklus haid secara rutin, mencatat tanggal dan waktu ketika mittelschmerz muncul, serta lokasi munculnya nyeri.
Kamu mungkin juga akan menjalani pemeriksaan perut dan panggul untuk menemukan penyebab lain dari rasa nyeri ovulasi tersebut, seperti endometriosis atau mungkin saja kista ovarium.