Pap smear adalah prosedur tes untuk mendeteksi kanker serviks (leher rahim). Tujuan Pap smear yaitu menguji keberadaan sel prakanker atau kanker pada serviks. Selain itu, tes ini juga dapat mendeteksi perubahan pada sel serviks yang menjadi cikal bakal kanker.
Kanker serviks merupakan kanker paling umum keempat pada perempuan. Kanker ini sebenarnya bisa diobati, asalkan terdeteksi dini. Artinya, kamu perlu waspada terhadap gejala yang muncul pada area kewanitaan, misalnya keputihan setiap hari.
Yuk, simak artikel ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa itu Pap smear, cara mendapatkannya, bagaimana prosedurnya, hingga kapan kamu perlu menjalaninya.
Mengapa harus melakukan Pap smear?
Langkah pertama dalam mengurangi risiko kanker serviks adalah dengan deteksi dini. Oleh karena itu, perempuan dianjurkan untuk melakukan Pap smear secara rutin guna mendeteksi kanker serviks. Bukan cuma mendeteksi sel kanker, prosedur ini juga dapat mendeteksi perubahan pada sel serviks yang bisa berkembang menjadi kanker.
Terlebih bagi kamu yang berusia lebih dari 25 tahun dan belum pernah melakukan tes Pap smear, kamu dianjurkan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkannya. Tes ini sebaiknya dilakukan wanita setiap lima tahun sekali bersamaan dengan tes human papillomavirus (HPV).
HPV merupakan virus yang menyebabkan kutil kelamin. Risiko terkena kanker serviks dapat meningkat jika kamu terinfeksi HPV. Ini karena HPV bertahan lama dalam tubuh dan bisa mengubah sel serviks yang sehat menjadi sel kanker.
Meskipun semua perempuan dianjurkan untuk mengikutinya, ada sebagian perempuan yang diharuskan melakukan Pap smear lebih sering karena memiliki riwayat medis tertentu, seperti:
- telah terdiagnosis mengidap kanker serviks,
- hasil Pap smear sebelumnya menunjukkan adanya sel-sel prakanker,
- terkena zat dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir,
- terinfeksi HIV, serta
- memiliki sistem kekebalan yang lemah akibat transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan obat kortikosteroid kronis
Prosedur Pap smear itu seperti apa?
Selama prosedur Pap smear, dokter akan mengambil sampel sel dan cairan dari leher rahim kamu. Dokter akan memeriksa sampel ini lebih lanjut untuk mencari pertumbuhan sel yang sekiranya tidak normal.
Nah, berikut adalah prosedur pemeriksaan Pap smear, dari persiapan hingga setelah tes:
1. Pastikan kamu sedang tidak menstruasi
Sebelum berkunjung ke dokter untuk menjalani Pap smear, pastikan kamu tidak sedang menstruasi ya, Charm Girls. Kalau kamu sudah terlanjur datang, dokter mungkin akan menjadwalkan ulang tes tersebut di lain hari setelah haidmu selesai.
Pasalnya, perdarahan akibat menstruasi akan mengurangi keakuratan hasil tes. Selain itu, melakukan Pap smear di luar siklus menstruasi juga mengurangi risiko terjadinya komplikasi dan efek samping yang tidak diinginkan.
2. Persiapan sebelum Pap smear
Setelah merencanakan jadwal tes, kamu perlu melakukan janji temu dengan dokter kandungan untuk menjalani tes. Selama dua hari menjelang tes, cukup bersihkan miss v dengan air. Jangan gunakan sabun, douching, atau pembersih lainnya yang bisa mengurangi keakuratan hasil tes.
3. Persiapkan mental agar tubuh rileks
Sebagian perempuan mungkin merasa gugup saat harus menjalani tes pada area intim. Maka dari itu, kamu perlu mempersiapkan mental agar tubuh nggak tegang menjelang waktunya tes. Nah, salah satu strategi yang manjur adalah dengan latihan pernapasan. Tubuh kamu pun akan tetap tenang selama prosedur berlangsung.
4. Prosedur Pap smear
Dokter akan memintamu berbaring telentang di atas meja pemeriksaan dengan kaki terbentang dan telapak kaki bertumpu pada penyangga yang telah dipersiapkan. Tahap selanjutnya, dokter memasukkan alat bernama spekulum ke dalam miss v secara perlahan.
Spekulum merupakan alat berbentuk mirip paruh bebek. Alat ini membuat miss v tetap terbuka sehingga dokter bisa mengakses leher rahim dengan lebih mudah. Kemudian, dokter akan mengambil sampel sel dari serviks dengan beberapa cara, yaitu:
- menggunakan alat bernama spatula,
- menggunakan spatula dan kuas, atau
- menggunakan alat bernama cytobrush atau kombinasi antara spatula dan kuas
Pada tahap ini, kamu mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman. Lapisan rahim juga mungkin mengalami iritasi ringan. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena ini adalah efek yang wajar selama prosedur Pap smear.
5. Menunggu hasil
Sampel sel serviks yang telah diambil akan diawetkan dan dikirim ke laboratorium untuk diuji. Pada tahap ini, kamu hanya perlu menunggu hasil. Apabila terdapat sel abnormal atau perubahan sel yang menjadi awal kanker, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan.
Apakah Pap smear berbahaya?
Melihat prosedurnya yang cukup sensitif, sangat wajar jika kamu ragu untuk melakukan Pap smear. Namun, kamu tak perlu khawatir, sebab pemeriksaan ini tidak berbahaya. Hanya saja, kamu mungkin merasakan beberapa efek samping usai pemeriksaan, seperti:
- kram perut bagian bawah,
- perdarahan ringan, dan
- flek kecoklatan.
Perlu diingat bahwa efek samping tersebut tidak berbahaya, ya, Girls. Dokter juga bisa memutuskan untuk mengakhiri tes Pap jika terdapat kondisi atau riwayat medis yang membahayakan tes. Berikut beberapa contohnya.
- Pasien pernah menjalani operasi pengangkatan rahim total (histerektomi total). Nah, pasien perlu bertanya terlebih dahulu kepada dokter untuk melanjutkan Pap smear atau tidak.
- Pasien pernah menjalani operasi histerektomi untuk kondisi nonkanker, seperti fibroid rahim.
- Pasien berusia di atas 65 tahun. Umumnya, dokter tidak akan menyarankan Pap smear rutin pada wanita berusia 65 tahun jika tes kanker serviks sebelumnya memiliki hasil negatif.
Sebaliknya, kamu perlu melakukan Pap smear rutin apabila aktif secara seksual dan memiliki sel prakanker di dalam serviks. Guna mendeteksi kanker serviks sejak dini, perempuan dianjurkan untuk mengikuti Pap smear rutin setiap tiga sampai lima tahun sekali.