Mengenal Fibroid Rahim, Tumor Jinak yang Bisa Tumbuh pada Rahim
Kembali

Edukasi

Mengenal Fibroid Rahim, Tumor Jinak yang Bisa Tumbuh pada Rahim

Mengenal Fibroid Rahim, Tumor Jinak yang Bisa Tumbuh pada Rahim


Ketika mendengar tentang benjolan pada rahim, wajar jika kebanyakan orang langsung mengaitkannya dengan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Namun, tahukah kamu bahwa ada benjolan pada rahim yang bersifat jinak? Inilah yang disebut sebagai fibroid rahim.

Salah satu tanda fibroid rahim adalah menorrhagia, yaitu perdarahan menstruasi yang lebih lama atau banyak dari biasanya. Akibatnya, kamu jadi harus sering mengganti pembalut karena banyaknya darah yang keluar.

Lantas, apakah fibroid rahim ini berbahaya? Nah, kali ini Charm akan mengulas tuntas mengenai fibroid rahim, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya. Yuk, simak ulasannya!

Apa itu fibroid rahim dan gejalanya?

Fibroid rahim atau leiomioma adalah tumor jinak yang tumbuh di sekitar rahim. Namun, pertumbuhan jaringan ini bukan merupakan cikal bakal kanker karena bersifat jinak. Ukurannya sangat bervariasi dan yang terbesar bahkan bisa sebesar semangka.

Fibroid kerap terjadi pada wanita berusia 30–50 tahun, terutama jika mereka mengalami obesitas. Jaringan fibroid dapat tumbuh di dalam rongga utama rahim sebagai jaringan tunggal atau berkelompok. 

Beberapa jenis fibroid tumbuh secara perlahan atau bahkan tidak tumbuh sama sekali untuk jangka waktu yang lama. Namun, pada beberapa kasus, fibroid bisa membesar dengan cepat sehingga menyebabkan berbagai gejala, seperti perdarahan hebat, nyeri panggul, dan pembengkakan perut.  

Berikut ini adalah jenis-jenis fibroid yang perlu kamu ketahui.

  • Fibroid intramural: jenis fibroid paling umum yang berkembang di area dinding rahim.
  • Fibroid subserosal: fibroid yang tumbuh di luar dinding rahim hingga ke dalam pinggul. Fibroid jenis ini bisa tumbuh jadi sangat besar.
  • Fibroid submukosa: fibroid yang berada di lapisan rahim bagian bawah dan tumbuh hingga ke dalam rongga rahim.
  • Fibroid bertangkai: fibroid yang memiliki batang tipis dan terhubung ke dalam rahim.

Sebagian besar fibroid tidak menimbulkan gejala pada tubuh. Fibroid tanpa gejala ini pun tidak perlu ditangani dengan pengobatan khusus selain pemeriksaan rutin oleh dokter. Namun, ini biasanya hanya berlaku pada fibroid yang berukuran kecil.

Sementara itu, fibroid yang berukuran besar bisa menimbulkan berbagai gejala, antara lain:

  • perdarahan parah selama siklus menstruasi,
  • perdarahan di antara dua siklus haid,
  • perut bagian bawah terasa kembung,
  • frekuensi buang air kecil meningkat,
  • nyeri di area panggul,
  • sembelit,
  • keputihan kronis, dan
  • pembengkakan pada perut.

Apa penyebab fibroid rahim?

Fibroid rahim umumnya dialami oleh wanita pada masa reproduksi, yaitu antara usia 20–45 tahun. Penyebab pasti fibroid rahim masih belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor berikut ini bisa memicu kemunculannya.

1. Perubahan genetik

Menurut sejumlah penelitian, perubahan genetik di dalam tubuh dapat merangsang pertumbuhan otot dan jaringan baru yang tidak normal di dalam tubuh, termasuk perkembangan fibroid rahim.

2. Perubahan hormon

Estrogen dan progesteron merupakan dua hormon yang merangsang perkembangan lapisan rahim selama siklus haid. Perubahan kadar keduanya bisa memicu terjadinya fibroid pada rahim. Hal ini sudah terbukti, sebab fibroid cenderung menyusut setelah seorang wanita mencapai masa menopausenya.

3. Obesitas

Orang yang mengalami obesitas memiliki jaringan simpanan lemak yang lebih banyak dalam tubuhnya. Jaringan lemak akan membentuk estrogen, dan perubahan hormon yang mendadak ini bisa menyebabkan pembentukan fibroid rahim

4. Pengaruh hormon lainnya

Menurut beberapa studi, ada hormon-hormon tertentu yang membantu pertumbuhan jaringan dalam tubuh, contohnya hormon insulin-like growth factor (IGF). Hormon ini bisa memicu perkembangan sel otot polos di dinding rahim dan membentuk fibroid.

5. Matriks ekstraseluler (ECM) yang berlebih

ECM merupakan bahan atau zat yang menyebabkan sel-sel saling menempel. Jumlah ECM yang berlebih bisa membuat tumor jinak di dalam tubuh semakin besar dan keras. Akibatnya, terbentuklah fibroid pada rahim. 

Para dokter meyakini bahwa fibroid rahim mulanya berkembang dari sel induk di dalam jaringan otot polos rahim. Sel tersebut kemudian membelah diri hingga berulang kali hingga akhirnya menghasilkan tumor jinak.

Bagaimana cara mengobati fibroid rahim?

Fibroid rahim sebenarnya tidak perlu diobati jika tidak menimbulkan gejala. Ini lantaran jaringan fibroid dapat menyusut dengan sendirinya begitu seorang wanita mengalami menopause. Pada kasus lain, fibroid akan menghilang setelah kehamilan karena rahim telah kembali ke ukuran normalnya.

Namun, jika kamu mengalami gejala yang disebabkan oleh fibroid berukuran besar, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan khusus. Inilah beberapa metode untuk mengatasi fibroid pada rahim.

1. Obat-obatan

Jika kamu mengalami gejala ringan akibat fibroid, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan ibuprofen atau parasetamol untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Namun, jika kondisi ini sampai menyebabkan menstruasi berat, kamu mungkin perlu meminum suplemen zat besi untuk menghindari anemia.

2. Operasi

Pembedahan diperuntukkan bagi pasien dengan fibroid rahim berukuran sedang hingga besar. Berikut beberapa prosedur pembedahan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter.

  • Miomektomi: operasi pengangkatan fibroid tanpa mengangkat jaringan rahim yang sehat.
  • Histerektomi: operasi pengangkatan rahim sepenuhnya. Operasi ini merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan fibroid rahim secara tuntas.
  • Ablasi endometrium: operasi pengangkatan atau penghancuran lapisan rahim guna mengontrol perdarahan yang sangat berat.
  • Miolisis: prosedur pembedahan dengan memasukkan jarum ke dalam fibroid. Prosedur ini dipandu dengan alat bernama laparoskopi dan aliran listrik guna menghancurkan fibroid.
  • Uterine Fibroid Embolization (UFE): proses pemasukkan tabung tipis ke dalam pembuluh darah untuk menutup aliran darah menuju fibroid.

Fibroid rahim merupakan tumor jinak di dalam rahim yang terbentuk dari otot polos atau jaringan ikat. Istilah “tumor” memang sekilas terdengar menyeramkan, tetapi kamu tidak perlu khawatir, sebab pertumbuhan fibroid tidak selalu memunculkan gejala dan bisa menghilang dengan sendirinya.

Meski begitu, fibroid yang berukuran besar mungkin dapat menyebabkan menorrhagia dan rasa tidak nyaman. Apabila kamu mengalami gejalanya, sebaiknya kunjungi dokter supaya kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

fibroid rahim adalah
fibroid adalah
Komentar (0)
A

floating-icon