Tahukah kamu bahwa darah yang keluar dari organ reproduksi wanita macam-macam bentuk dan warnanya? Terkadang, darah pun bisa keluar dari Miss V alias vagina, tapi sebenarnya ini bukan darah haid. Biasanya, ini berkaitan dengan suatu kondisi medis.
Keluarnya darah di luar waktu haid memang bisa bikin cemas, terlebih lagi buat remaja perempuan yang baru mengalami menstruasi dan punya banyak pertanyaan seputar kesehatan sistem reproduksi.
Yuk, cari tahu apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya!
Penyebab keluar darah saat belum waktunya haid
Perempuan umumnya mengalami menstruasi satu kali setiap bulan, lebih tepatnya di antara 21 sampai 35 hari. Satu periode menstruasi biasanya berlangsung selama 1 sampai 7 hari, tetapi durasi ini bisa berbeda-beda pada tiap orang.
Kadang-kadang, darah bisa saja keluar dari vagina, tapi ini bukan darah haid. Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang bisa menjadi penyebabnya.
1. Perubahan hormonal
Seiring berjalannya siklus menstruasi, level hormon estrogen di dalam tubuh akan ikut berubah. Saat level estrogen menurun, salah satu tandanya adalah munculnya bercak darah atau flek saat belum waktunya haid.
2. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan pil KB hormonal bisa menyebabkan keluarnya darah dari rahim, tetapi ini tidak berhubungan dengan haid. Kondisi yang disebut breakthrough bleeding ini diyakini terjadi karena hormon progestin di dalam pil KB menyebabkan penipisan lapisan rahim. Lapisan rahim pun luruh dan keluar bersama bercak darah.
3. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi saat jaringan rahim (endometrium) tumbuh di bagian tubuh yang lain. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya darah yang lebih deras dan lama daripada haid biasa, tidak teratur, dan disertai rasa nyeri.
4. Penyakit infeksi
Salah satu tanda infeksi pada vagina dan rahim adalah keluar darah dari vagina saat belum waktunya haid. Beberapa contoh infeksi tersebut yaitu gonore, kandidiasis, dan klamidia. Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengobatinya.
5. Perawatan kesuburan
Perempuan yang menjalani perawatan kesuburan atau program kehamilan juga dapat mengalami perdarahan di luar waktu haid. Pada program bayi tabung, misalnya, tahap pengambilan sel telur bisa menyebabkan kram perut dan keluarnya darah dari vagina. Akan tetapi, perdarahan biasanya bersifat ringan dan bisa membaik sendiri.
6. Masalah pembekuan darah
Masalah pembekuan darah akibat hemofilia, trombosit rendah, kekurangan vitamin K, maupun kondisi medis lainnya akan menghambat kemampuan darah untuk membeku. Akibatnya, tubuhmu pun lebih mudah mengalami perdarahan. Kamu mungkin juga akan mendapati bercak darah di luar waktu haid.
7. Masalah kesehatan lainnya
Berikut adalah beberapa kondisi medis lainnya yang bisa menyebabkan vagina keluar darah, tapi bukan darah haid.
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
- Adanya jaringan pada rahim, baik yang bersifat kanker maupun non-kanker.
- Peradangan pada leher rahim.
- Penebalan dinding rahim akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen.
- Sindrom polikistik ovarium.
- Kondisi medis terkait kehamilan, seperti kehamilan ektopik, kelahiran prematur, gangguan pada plasenta, hingga keguguran.
Ciri-ciri keluar darah tapi bukan darah haid
Darah wanita yang keluar di luar masa menstruasi bisa macam-macam bentuknya, dari yang berwarna merah segar hingga kecokelatan dan tampak menggumpal. Semua ini tergantung pada kondisi medis yang menjadi penyebabnya.
Sebagai gambaran, perdarahan akibat ketidakseimbangan hormon yang dialami remaja atau wanita menopause mungkin tampak seperti bercak yang tidak teratur. Warnanya bisa merah cerah, merah muda, atau cokelat. Kesamaannya adalah perdarahan ini jauh lebih ringan ketimbang haid biasanya.
Sementara itu, keluarnya darah akibat infeksi pada vagina atau rahim biasanya disertai dengan:
- nyeri atau rasa terbakar pada panggul,
- warna urine yang keruh,
- munculnya bau tak sedap dari vagina, serta
- keputihan yang berbau dan berwarna kehijauan.
Darah juga bisa keluar dari vagina sebelum waktunya haid jika terdapat jaringan yang tumbuh di dalam organ reproduksimu. Selain perdarahan, ciri-ciri lainnya yaitu:
- menstruasi yang durasinya lebih dari satu minggu,
- keluarnya banyak darah saat menstruasi,
- sering buang air kecil,
- kesulitan buang air kecil hingga tuntas,
- sembelit, serta
- nyeri pada bagian tubuh tertentu, misalnya panggul, punggung, atau kaki.
Cara mengatasi perdarahan yang bukan haid
Keluarnya darah di luar waktu haid memang sering kali bikin khawatir. Namun, ini belum tentu menandakan bahwa kamu mengalami penyakit serius, Charm Girls. Apalagi jika kamu adalah remaja yang sedang menjalani pubertas dan baru mengalami menstruasi.
Tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang dialaminya. Bahkan, mengutip laman Cleveland Clinic, dibutuhkan sekitar 3 tahun bagi remaja perempuan untuk memiliki siklus menstruasi yang teratur. Selama masa-masa ini, kamu mungkin akan sering mendapati bercak darah di luar waktu haid.
Selama tidak ada gejala lain yang mengganggumu, sebenarnya ini merupakan hal yang normal. Namun, jika kamu mengalami nyeri hebat saat haid, mengeluarkan darah yang sangat banyak, atau merasakan gejala lainnya yang menurutmu tidak wajar, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter.
Selama masa puber, pastikan kamu juga menjalani gaya hidup yang sehat dengan cara:
- makan makanan bergizi seimbang,
- minum air yang cukup,
- tidur yang cukup,
- mengelola stres dengan baik,
- aktif berkegiatan dan berolahraga,
- menjauhi rokok dan alkohol,
- menjauhi perilaku seks bebas, serta
- menjaga kebersihan tubuh.
Langkah-langkah tersebut tidak hanya akan membantumu menjaga kesehatan selama masa puber, tapi juga menurunkan risiko penyakit yang berkaitan dengan organ-organ reproduksi.
