Charm Girls, tahukah kamu tubuh bisa menunjukkan gejala yang berbeda sebelum dan setelah menstruasi? Ini terjadi karena produksi hormon estrogen dan progesteron terus berubah sepanjang siklus menstruasi.
Keduanya merupakan hormon penting yang mengatur proses terjadinya menstruasi. Kalau jumlahnya berubah, yang terpengaruh bukan cuma organ reproduksi kamu, tapi juga tubuhmu secara keseluruhan.
Baca Juga: 5 gejala menstruasi normal terjadi pada wanita!
Yuk, kenali gejala apa yang biasanya muncul setelah dan sebelum haid!
Gejala sebelum menstruasi (premenstrual syndrome)
Gejala pra-menstruasi (PMS) mulai terjadi pada 5–11 hari sebelum haid dan biasanya hilang begitu haid dimulai. Penyebab pastinya nggak diketahui, tapi kondisi ini diduga berkaitan sama hormon estrogen, progesteron, dan serotonin.
Baca Juga : PMS (Pramenstruasi Sindrom) itu apa sih? - Charm Girl's Talk
Produksi kedua hormon tersebut meningkat pada awal siklus menstruasi. Perubahan ini membuat kamu jadi cemas, sering berubah mood, dan gampang marah. Serotonin pun ikut-ikutan dengan memengaruhi mood, emosi, dan pikiran kamu.
Gejala mau menstruasi beragam banget, mulai dari gejala ringan yang bisa diabaikan sampai gejala berat yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Secara umum, tanda-tanda fisik dari PMS meliputi:
- payudara membesar,
- perut kembung,
- muncul banyak jerawat,
- badan gampang lelah,
- nyeri haid,
- nyeri otot,
- susah tidur,
- sembelit atau diare,
- sakit kepala,
- sakit punggung, dan
- jadi lebih sensitif terhadap cahaya atau suara.
Sementara itu, gejala psikologis pra-menstruasi di antaranya:
- mood cepat berubah (mood swing),
- gampang cemas,
- lebih sensitif dan gampang menangis,
- uring-uringan,
- ingin makan terus, serta
- susah berkonsentrasi.
Baca Juga: Gejala Menstruasi yang Normal Terjadi pada Wanita!
PMS adalah kondisi yang umum banget, Charm Girls. Bahkan, diperkirakan lebih dari 90% dari orang yang menstruasi mengalami kondisi ini. Peluang terjadinya PMS pun lebih tinggi kalau ibumu juga pernah mengalaminya.Bagi kebanyakan orang, PMS mungkin cuma gejala yang
nyebelin. Tapi, buat yang lain, gejala ini bisa jadi mimpi buruk saking parahnya. Kalau kamu punya masalah serupa, kamu mungkin mengalami kondisi yang disebut premenstrual dysphoric syndrome.
Gejala sesudah menstruasi (postmenstrual syndrome)
Postmenstrual syndrome mungkin nggak setenar PMS yang selama ini kita kenal, tapi keduanya sama-sama bisa bikin pengalaman haid jadi nggak nyaman. Lagi-lagi, faktor penyebabnya berkaitan dengan estrogen dan progesteron yang nggak seimbang.
Dr. Soma Mandal, dokter spesialis kesehatan wanita di Summit Medical Group, AS, juga menyebutkan kalau kondisi ini berkaitan sama pola makan. Konsumsi makanan olahan dan tinggi gula bakal meningkatkan gula darah dan membuat tubuh stres.
Stres internal ini berpengaruh ke mana-mana, termasuk produksi hormon estrogen dan progesteron. Dampaknya, siklus menstruasi jadi nggak normal dan muncullah berbagai gejala begitu menstruasi selesai.
Seperti halnya PMS, postmenstrual syndrome juga punya gejala fisik dan psikologis. Kebanyakan orang lebih sering mengalami gejala psikologis, contohnya:
- mood swing,
- gampang marah,
- gampang menangis,
- uring-uringan, serta
- susah tidur
Ada pula gejala pascamenstruasi yang lebih parah, seperti susah berkonsentrasi, masalah koordinasi tubuh, hingga perasaan depresi. Sementara itu, gejala fisik kondisi ini lebih didominasi oleh nyeri pada perut, kepala, sendi, dan punggung.
Nggak cuma itu, beberapa penelitian pun menyebutkan gejala tambahan seperti rasa nggak nyaman pada vagina dan kram perut. Namun, gejala kram perut setelah haid (apalagi disertai menstruasi tidak teratur) biasanya lebih berkaitan sama endometriosis.
Nah, Charm Girls, sekarang udah kebayang kan, apa aja gejala yang mungkin muncul sebelum dan setelah menstruasi? Selama nggak sampai menghambat aktivitas, gejala ini terbilang wajar dan akan membaik dengan sendirinya.
Namun, kalau gejala yang kamu alami terasa parah banget, jangan ragu buat bertanya sama orang tua, ya! Kamu juga bisa bertanya lebih lanjut ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan cara mengatasinya.